Selasa, 21 Desember 2010

Kisah Nyata Bar'ah -Gadis berumur 10 Tahun yg Hapal al-Qur'an


Ini adalah kisah gadis berumur 10 tahun yang bernama Bar`ah, orangtuanya dokter asal Mesir dan telah pindah ke Arab Saudi untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Pada usia ini, Bar `ah telah menghapal seluruh Al-Qur`an dengan tajwid, dia sangat cerdas. Gurunya mengatakan bahwa dia sangat maju untuk anak seusianya.

Keluarganya berkomitmen untuk Islam dan ajaran-ajarannya.

Suatu hari ibunya mulai merasa sakit perut yang parah dan setelah beberapa kali diperiksakan diketahuilah ibu bar'ah menderita kanker, dan kanker ini sudah dalam keadaan stadium akhir/kronis.

Ibu bar'ah berfikir untuk memberitahu putrinya, terutama jika suatu hari nanti ia terbangun dan menemukan ibunya tak lagi berada di sampingnya.

Inilah ucapan ibu bar'ah kepadanya, "Bar`ah, ibu akan pergi ke surga lebih dulu, tapi ibu ingin kamu selalu membaca Al-Qur`an dan menghapalkannya setiap hari, karena ia akan menjadi pelindungmu kelak."

Gadis kecil itu tidak terlalu mengerti apa yang ibunya berusaha beritahukan, tapi dia mulai merasakan perubahan keadaan ibunya, terutama ketika ibunya mulai dipindahkan ke rumah sakit untuk waktu yang lama.

Hari-hari selanjutnya jadi sangat berat bagi Bar'ah. Gadis kecil ini menggunakan waktu sepulang sekolahnya untuk menjenguk ibunya ke rumah sakit dan membaca al-Qur`an untuk ibunya hingga malam, sampai ayahnya datang dan membawanya pulang.

Suatu hari, pihak rumah sakit memberitahu ayah Bar'ah bahwa kondisi istrinya itu sangat buruk dan ia perlu datang secepatnya. Ayah bar'ah segera menjemput Bar`ah dari sekolah dan menuju ke rumah sakit.

Bisa dibayangkan bagaimana sedihnya hati sang ayah membayangkan jika anak gadisnya akan tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu.

Ketika mereka tiba di depan rumah sakit, sang ayah meminta Bar'ah untuk tinggal di mobil , agar dia tidak akan shock jika ibunya meninggal dunia.

Ayahnya keluar dari mobil dengan penuh air mata, ia menyeberang jalan dengan tergesa-gesa agar bisa segara sampai ke rumah sakit, tapi tiba-tiba datang sebuah mobil melaju kencang dan menabrak ayah Bar'ah dan ia meninggal seketika. Kejadian itu berlangsung di depan putrinya itu.

Tak terbayangkan tangis sang gadis kecil pada saat itu...

Tragedi Bar`ah belum selesai sampai di sini, berita kematian ayahnya yang disembunyikan dari ibu Bar'ah yang masih opname di rumah sakit, namun setelah lima hari semenjak kematian suaminya, akhirnya ibu Bar'ah meninggal dunia juga.

Kini gadis kecil ini sendirian tanpa kedua orangtuanya, orangtua teman-teman sekolah Bar'ah memutuskan untuk mencarikan kerabatnya di Mesir, sehingga kerabatnya bisa merawatnya.
Karena sekarang Bar'ah tak punya siapa-siapa lagi di Saudi Arabia.

Tak berapa lama tinggal di Mesir gadis kecil Bar`ah mulai mengalami nyeri mirip dengan ibunya dan oleh keluarganya ia lalu di periksakan, dan setelah beberapa kali tes di dapati Bar'ah juga mengidap kanker. Tapi sungguh mencengangkan kala ia di beritahu kalau ia menderita kanker.

Inilah perkataan Bar’ah, "Alhamdulillah, sekarang aku akan bertemu dengan kedua orang tuaku."

Semua teman dan keluarganya terkejut. Gadis kecil ini sedang menghadapi musibah yang bertubi-tubi dan dia tetap sabar dan ikhlas dengan apa yang ditetapkan Allah untuknya!

Subhanallah

Orang-orang mulai mendengar tentang Bar`ah dan ceritanya, dan pemerintah Saudi Arabia memutuskan untuk mengurusnya dan mengirimnya ke Inggris untuk pengobatan penyakit ini.

Salah satu saluran TV Islam (Al Hafiz TV) mendapat kontak dengan gadis kecil ini dan memintanya untuk membaca al-Qur`an, dan ini adalah suara yang indah yang di lantunkan oleh bar’ah (http://www.youtube.com/watch?v=NnNS9ID9Ecw)

Mereka menghubungi lagi Bar’ah sebelum ia pergi ke Coma (nama kota) dan dia berdoa untuk kedua orangtuanya dan menyanyikan Nasyid yang syahdu ini (http://www.youtube.com/watch?v=yD5S-jtxFls)

Hari-hari terlewati dan kanker mulai menyebar di seluruh tubuhnya, para dokter memutuskan untuk mengamputasi kakinya, dan ia telah bersabar dengan apa yang ditetapkan Allah baginya.

Beberapa hari setelah operasi amputasi kakinya kanker sekarang menyebar ke otaknya, lalu dokter memutuskan untuk melakukan operasi otak. Dan sekarang bar'ah berada di sebuah rumah sakit di Inggris menjalani perawatan.

Bar'ah mengharapkan doa kita.

Jumat, 17 Desember 2010

Hampa


aku hanya seorang diri
bercerita pada pena dan kertas usam
bercerita tentang jeritan hati
kerinduan pada seorang kekasih
kerinduan akan kejujuran hati
kerinduan akan nyanyian sunyi
kerinduan akan kedamaian hidup ini
kerinduan pada Rhido ILLAHI

1 Muharram 1432 H


Alhamdulillah, terimah Kasih ya Roob.. Engkau masih memberikan aku kesempatan tuk mengais d bumi tempat q berpijak ini... semoga d tahun baru ini kami mampu tuk berikan yang terbaik buat Agama, Negara, Khususnya bagi Orang tua kami...
q lukiskan bukti syukur q padaMU ya Roob.. dengan berkumpul bersama teman, dan para kakak-kakak kami d 1 Muharram ini.. dengan harapan yang sama... yaitu ciptakan manusia insan Qur'ani... sehingga setiap langkah dan tindakan kami adalah apa yang d tulis dalam Al-qur'an...
diatas adalah salah satu foto yang kami kutip pada tgl 1 muharram 1432 H.

Selasa, 14 Desember 2010

Sunnahnya Puasa Asyura di bulan Muharam


Puasa selain merupakan ibadah yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengandung sekian banyak manfaat yang lain. Dengan berpuasa seseorang dapat mengendalikan syahwat dan hawa nafsunya. Dan puasa juga menjadi perisai dari api neraka. Puasa juga dapat menghapus dosa-dosa dan memberi syafaat di hari kiamat. Dan puasa juga dapat membangkitkan rasa solidaritas kemanusiaan, serta manfaat lainnya yang sudah dimaklumi terkandung pada ibadah yang mulia ini.

Pada bulan Muharram ada satu hari yang dikenal dengan sebutan hari ‘Asyura. Orang-orang jahiliyah pada masa pra Islam dan bangsa Yahudi sangat memuliakan hari ini. Hal tersebut karena pada hari ini Allah Subhanahu wa Ta’ala selamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Bersyukur atas karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya, Nabi Musa ‘alaihissalam akhirnya berpuasa pada hari ini. Tatkala sampai berita ini kepada Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wassalam, melalui orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah beliau bersabda,

فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ

“Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi)”.

Yang demikian karena pada saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sampai di Madinah, beliau mendapati Yahudi Madinah berpuasa pada hari ini, maka beliau sampaikan sabdanya sebagaimana di atas. Semenjak itu beliau Saw memerintahkan ummatnya untuk berpuasa, sehingga jadilah puasa ‘Asyura diantara ibadah yang disukai di dalam Islam. Dan ketika itu puasa Ramadhan belum diwajibkan.
Adalah Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu yang menceritakan kisah ini kepada kita sebagaimana yang terdapat di dalam Shahih Bukhari No 1900,

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاء فَقَالَ:ماَ هَذَا؟ قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى. قَالَ: فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Tatkala Nabi Saw datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. (HR Al Bukhari)

Dan dari Aisyah radiyallahu ‘anha, ia mengisahkan,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ

“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. HR Al Bukhari No 1897

Keutamaan puasa ‘Asyura di dalam Islam.

Di masa hidupnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam berpuasa di hari ‘Asyura. Kebiasaan ini bahkan sudah dilakukan beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam sejak sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan dan terus berlangsung sampai akhir hayatnyaShallallahu ‘alaihi wassalam . Al Imam Al Bukhari (No 1902) dan Al Imam Muslim (No 1132) meriwayatkan di dalam shahih mereka dari Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَومَ فَضْلِهِ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا اليَوْمِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهذَا الشَّهْرُ يَعْنِي شَهْرُ رَمَضَانَ

“Aku tidak pernah mendapati Rasulullah menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan”.

Hal ini menandakan akan keutamaan besar yang terkandung pada puasa di hari ini. Oleh karena itu ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam ditanya pada satu kesempatan tentang puasa yang paling afdhal setelah Ramadhan, beliau menjawab bulan Allah Muharram. Dan Al Imam Muslim serta yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةَ، صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”.

Dan puasa ‘Asyura menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Al Imam Abu Daud meriwayatkan di dalam Sunan-nya dari Abu Qatadah Ra,

وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ

“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”.

Hukum Puasa ‘Asyura

Sebagian ulama salaf menganggap puasa ‘Asyura hukumnya wajib akan tetapi hadits ‘Aisyah di atas menegaskan bahwa kewajibannya telah dihapus dan menjadi ibadah yang mustahab (sunnah). Dan Al Imam Ibnu Abdilbarr menukil ijma’ ulama bahwa hukumnya adalah mustahab.

Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura

Jumhur ulama dari kalangan salaf dan khalaf berpendapat bahwa hari ‘Asyura adalah hari ke-10 di bulan Muharram. Di antara mereka adalah Said bin Musayyib, Al Hasan Al Bashri, Malik, Ahmad, Ishaq dan yang lainnya. Dan dikalangan ulama kontemporer seperti Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah. Pada hari inilah Rasullah Saw semasa hidupnya melaksanakan puasa ‘Asyura. Dan kurang lebih setahun sebelum wafatnya, beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ َلأَصُوْمَنَّ التَاسِع

“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”

Para ulama berpendapat perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam , “…aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”, mengandung kemungkinan beliau ingin memindahkan puasa tanggal 10 ke tanggal 9 Muharram dan beliau ingin menggabungkan keduanya dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura. Tapi ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ternyata wafat sebelum itu maka yang paling selamat adalah puasa pada kedua hari tersebut sekaligus, tanggal 9 dan 10 Muharram..

Dan Al Imam Asy-Syaukani dan Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan puasa ‘Asyura ada tiga tingkatan. Yang pertama puasa di hari ke 10 saja, tingkatan kedua puasa di hari ke 9 dan ke 10 dan tingkatan ketiga puasa di hari 9,10 dan 11. Wallahua’lam.

Kasih sebatas rindu.mungkinkah bisa...?


Aku tak mungkin jadi awan tuk kalahkan teduh matamu,atau meneduhkanmu saat garangnya siang menakutimu.
Aku juga tak bisa jadikan bulan tuk kau berkaca di purnamanya,atau jadi bingkai wajahmu yang tersenyum melambai rayu.
Itu jelas tak mungkin!

Ingin kurapikan bintang yang berserakan,lalu menatanya di bayang senyumanmu.
Dan aku keliru,ternyata senyum itu lebih berkilau dari gemerlap malam.

Sayangnya kasihku hanya sebatas siluet rindu.
Hingga aku tak berani pamer cinta padamu.